Rindu Tertahan di Akhir UAS

Ini udah bulan ke sembilan aku gak ketemu sama yang namanya mama papa. kadang rasanya aku pegen lari pulang ke rumah -____- tapi apa daya jarak jauh bro. Kalau lagi telponan sama mamapapa aku gak pernah yang namanya ngeluh segala kendala ku, karena aku takut hal itu akan membuat mereka khawatir. Aku selalu menceritakan hal yang sekiranya enak untuk didengar telinga mereka dan enak di hati. Padahal kalau aku sedang telponan sama mereka rasanyaaa pengen meluk, cium mereka yang terdengar hangat di telpon. Kadang sambil telponan itu, mata aku udah ngeluarin air mata saking senang, kangennya sama mereka.

Ma Pa anakmu di sini rindu

rindu ingin bertemu 

rindu kehangatan keluarga

rindu suara tawa kecerian bersama 

rindu bersama di meja makan 

rindu segalanya aktivitas rutin bersama  :')

dan kemaren Rabu 21 Mei hari terakhir UAS semester genap dan kalian tau apa ??

 itu UAS terakhir serasa dunia mau kiamat. Kebodohan yang aku buat serasa melebihi mimpi dikejar setan di siang bolong. UAS yang aku pikir diadakan jam 10:00 ternyata diadakan jam 08:00. Tanpa sadar aku yang belum siap apa-apa baru mengetahui itu, sekitar jam 08:55 dari SMS yang dikirim oleh sahabatku.

 Dengan pikiran yang kacau, hati resah, badan melemas aku langsung bersiap diri untuk langsung menuju kampus. Sesampai di kampus jam 09:03 aku langsung masuk kelas dengan mengucapkan salam. Semua mata langsung tertuju pada ku, dengan rasa malu dan pandangan mata yang kabur aku meminta lembar jawaban dan soal ujian dengan pengawas lalu mengejakan UAS dengan waktu yang tersisa kurang lebih 10 menit. Kalian bisa bayangkan dengan waktu segitu harus menjawab empat soal UAS Statistika Ekonomi beserta anak-anaknya. Wah rasanya benar benar nafas di ujung.

Sepuluh menit pun berlalu dengan begitu cepat dan tengg si pengawas pun berkata "Waktu habis, berenti menulis dan letakkan pena di meja tidak ada lagi yang menulis. Untuk yang di belakang tolong ambil kertas temannya yang di depan", yang berarti memberi tanda bahwa ujian selesei -__-. Aku yang hanya terdiam menatapi soal itu dan berusaha menenangkan diri. Aku pun beserta teman lainnya meninggalkan ruangan itu. Dengan suasana hati yang belum stabil aku sengaja tidak langsung pulang ke rumah, aku memilih menghabiskan waktu  bersama temanku di kampus. Untung saja hari itu aku bertemu dia (?) yang bisa sedikit membuat suasana hati aku menjadi bagus :$.

Sesampainya di rumah, aku  sedikit berbagi cerita dengan bibi ku tentang kejadian itu. Aku sempat takut untuk memberi tahu bibi ku tentang ini, karena bibi ku ini pasti akan mengomeliku dengan nada yang tinggi. Dengan penuh ke lemahan aku mencoba memulai bercerita . Untungnya bibi ku ini bisa mengerti dengan keadaanku ini, dan dia mencoba menenangkan aku dengan melembut.

Sekarang aku memikirkan bagaimana nasib nilai ku ini.  Bagaimana jika nilainya keluar nanti bakalan merusak mataku. Aku takut sekali harus mengecewakan orangtua ku yang telah susah payah menyekolahkan aku ini, dan harus aku balas dengan nilai yang tidak sesuai dengan harapan mereka.

Liburan memang telah tiba tapi aku masih belum bisa menampakkan diri ke kampung halaman ke hadapan orang tua kalau hasil ujian akhir semester belum  keluar. Rasa ragu karena hanya satu mata kuliah ini menyebabkan pikiran ku terasuk ke nilai yang lainnya. Setiap saat aku membuka akademik untuk melihat hasil ujian ku, tetapi saat ini belum ada satupun nilai yang keluar.

Berdoa supaya nilai semester ini keluar dengan hasil sesuai harapan dan aku bisa berlibur (mudik) dengan tenang. Aamiin :')